Download the Exclusive Bali Art Guide Map
Karya-karya awal saya berakar pada tradisi lukisan menggunakan kertas dan tinta cina. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan munculnya beragam pilihan material dalam seni rupa, saya merasa terdorong untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru. Pergeseran ini membawa saya pada penggunaan kanvas sebagai landasan berkarya dan cat air Windsor sebagai medium utama. Melalui penggunaan material yang lebih modern ini, saya berupaya untuk menjembatani antara warisan tradisi dan inovasi artistik. Saya percaya bahwa eksplorasi medium yang berbeda dapat memperkaya ekspresi visual dan membuka jalan bagi interpretasi yang lebih luas terhadap ide dan konsep yang ingin saya sampaikan dalam karya-karya saya.
My early works were rooted in the traditional practice of ink painting on paper, drawing heavily from classical techniques using Chinese ink. However, as time passed and the world of visual art evolved with the introduction of new materials and mediums, I felt compelled to explore fresh possibilities. This transition led me to adopt canvas as my primary surface and Windsor watercolor as my main medium.
Through the use of these more contemporary materials, I strive to bridge the gap between artistic tradition and modern innovation. I believe that the exploration of diverse mediums not only enriches visual expression but also broadens the interpretive scope of the ideas and concepts I wish to convey through my work.
Lahir dan tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan tradisi seni, bakat seniman ini berakar kuat dalam keluarganya. Sang paman, seorang pengrajin bangunan Bali yang terampil, menjadi inspirasi pertamanya dalam berkreasi. Sejak tahun 1987, ia mulai mengikuti jejak pamannya, menuangkan imajinasinya ke dalam lukisan dengan memanfaatkan bahan-bahan sederhana yang tersedia di sekitarnya. Bakat alaminya mulai berkembang di bangku Sekolah Dasar. Sebuah pencapaian membanggakan dirinya ketika ia berhasil meraih juara pertama lomba melukis tingkat kecamatan Ubud yang diselenggarakan di Museum Ratna Warta Ubud pada tahun 1987. Pengalaman ini semakin memantik semangatnya untuk mendalami dunia seni lukis.
Pada tahun yang sama, ia berkesempatan untuk belajar melukis secara lebih terstruktur di Banjar Pekandelan, Desa Batuan. Di sana, ia berguru kepada almarhum Bapak Ketut Murtika, seorang maestro lukisan dengan gaya khas Batuan. Bimbingan dari Bapak Ketut Murtika memberikan landasan yang kuat bagi perkembangan artistiknya. Hingga kini, semangat dan dedikasinya terhadap seni lukis, khususnya dengan pengaruh gaya Batuan yang mendalam, tetap membara dan terus ia aktifkan dalam setiap karyanya.
Born and raised in an environment rich in artistic tradition, this artist’s talent is deeply rooted in his family heritage. His first creative inspiration came from his uncle, a skilled Balinese architectural artisan. In 1987, he began to follow in his uncle’s footsteps, channeling his imagination into painting using simple materials readily available in his surroundings. His natural talent started to flourish during his elementary school years.
A proud early achievement came in 1987, when he won first place in a sub-district painting competition held at the Ratna Warta Museum in Ubud. This milestone further ignited his passion for painting and encouraged him to pursue the arts more seriously.
That same year, he had the opportunity to study painting in a more structured setting at Banjar Pekandelan, Batuan Village. There, he trained under the late Ketut Murtika, a master painter known for his distinctive Batuan style. Under Murtika’s mentorship, he gained a strong foundation that would shape his artistic development.
To this day, his dedication to painting—especially through the rich influence of the Batuan style—remains vibrant, continuing to inspire each of his works.
Style: Tradisional,tradisional-teknik sendiri dekoratif(saya sendiri yg akan meneruskan dlm berkarya di seni lukis)
Mediums: Tinta cina, cat winsor
1987 - Group Exhibition - Ratna warta
1994 - Group Exhibition - SMSR
1996 - Group Exhibition - OKAS
2006 - Group Exhibition - Kantor Desa Bersama Sari Lotus
2007 - Group Exhibition - Visesa UBUD bersama Sari Lotus
2010 - Group Exhibition - Banyuwangi di Gedung Wanita
2010 - Group Exhibition - Tebesari UBUD
2011 - Group Exhibition - Banyuwangi
2012 - Group Exhibition - Yogyakarta
2014 - Group Exhibition - OKAS UBUD
2018 - Group Exhibition - Art Tomorrow Ubud
2018 - Group Exhibition - Monkey Forest Gallery Ubud, Bali
2018 - Group Exhibition - Layana Ubud
2023 - Group Exhibition - Banyuwangi Gedung Perjuangan
2023 - Group Exhibition - Layana
2023 - Group Exhibition - Biji World
2024 - Group Exhibition - GWK
2024 - Group Exhibition - Jakarta
2025 - Group Exhibition - ARMA Museum & Resort
2025 - Group Exhibition - Monkey Forest Gallery Ubud, Bali
2025 - "Catuspata" - Asta Muka Group Exhibition - Balimoon Gallery & Resto - Ubud, Bali
To see more artworks or contact the artist, visit their links below